Senin, 16 Mei 2011

Mari Kita Kenali Wisata Yang Ada Di Tanah Karo

Tanah Karo merupakan dataran tinggi karo dgn ibukota Kabanjahe yang terletak 77 km dari kota Medan, ibukota Propinsi Sumatera Utara. Luas daerah Kabupaten Karo sekitar 2.127,25 kilometer persegi yang terbentang di dataran tinggi dengan ketinggian 600 sampai 1400 meter diatas permukaan laut. Karena berada diketinggian tersebut tanah Karo Simalem mempunyai iklim yang sejuk dengan suhu berkisar antara 16 sampai  17        derajat celcius.

Didataran tinggi Karo inilah bisa kita temukan indahnya nuansa alam pegunungan dgn udara yg sejuk dgn ciri khas daerah buah dan sayur. Di Daerah ini juga bisa kita nikmati keindahan Gunung berapi Sibayak dalam keadaan aktif berlokasi di atas ketinggian 2.172 meter dari permukaan laut. Arti Kata Sibayak adalah Raja. Berarti Gunung Sibayak adalah Gunung Raja menurut pengertian nenek moyang suku Karo.

Letak Geografis Tanah Karo
Dilihat dari Geografi Kabupaten Karo terletak di dataran tinggi Pegunungan Bukit Barisan dan merupakan daerah Hulu Sungai. Wilayah Kabupaten Karo adalah 2.127,25 kilometer persegi atau 212.725 Ha atau 2,97 persen dari luas Propinsi Daerah TIngkat I Sumatera Utara, dan secara geografis terletak diantara 2 derajat 50 menit Lintang Utara sampai 3 derajat 19 menit Lintang Utara dan 97 derajat 55 menit Bujur
Timur sampai dengan 98 derajat 38 menit Bujur Timur.

Batas-batas wilayah Kabupaten Karo adalah:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Deli Serdang
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Dairi dan Tapanuli Utara
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Simalungun
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Tenggara (Propinsi Daerah Istimewa Aceh)


Kabupaten Karo terletak pada ketinggian 140 sampai dengan 1400 meter diatas permukaan laut dengan perbandingan luas sebagai berikut:

- Daerah ketinggian 140 s.d 200 meter diatas permukaan laut seluas 9.550 Ha (4.49 %)
- Daerah ketinggian 200 s.d 500 meter diatas permukaan laut seluas 11.373 Ha (5.35 %)
- Daerah ketinggian 500 s.d 1000 meter diatas pemukaan laut seluas 79.215 Ha (37,24%)
- Daerah ketinggian 1000 s.d 1400 meter dari permukaan laut seluar 112.587 Ha (52,92%)


Berikut ini adalah jalur lintasan menuju Tanah Karo dari kota Medan.

  • SEMBAHE
Sembahe merupakan salah satu tempat wisata minat yang besar terhadap Sibolangit. Lokasi tidak begitu jauh dari Medan. Hanya Terletak sekitar 35 km di jalan Berastagi-Medan.hanya sekitar 40 menit dengan mengendarai mobil, kita mendapatkan tujuan tanpa merasa lelah berlebihan.

Lokasinya cukup nyaman. Berlokasi tepat di daerah beriklim dingin di Deli Serdang, Kecamatan Sibolangit. Sembahe merupakan sebuah desa yang membentang di sepanjang jalan utama antara Berastagi-Medan.

Desa itu terbelah aliran sungai yang mengalir dengan bebas. Memanjang berkelok-kelok, berbatu. Itu Sungai yang menjadi mandi wisata alam Sungai Sembahe. Air sejuk dan teduh memang memiliki daya tarik yang bagus. setiap pengunjung datang ke sini untuk bersantai di akhir pekan atau hari libur. Apalagi jika musim panas.

Agaknya mereka ingin berendam di aliran sungai berkelok-kelok seperti ular raksasa. Banyak mandi di Sembahe, pemandian terbesar terletak tepat setelah jembatan di pusat Desa Sembahe. Tempat ini paling ramai. Sekitar 500 meter dari tempat ini terdapat pemandian Alam Indah, di sini terlalu banyak pengunjung juga. Satu kilometer dari tempat ini juga memiliki bak mandi Alam Karona.

Lokasi:
Deli Serdang, Kabupaten Sibolangit
Terletak sekitar 35 km di jalan Berastagi-Medan.


 














  • SIBOLANGIT
    Kelompok Hutan Sibolangit terletak diantara jalan raya Medan Brastagi, sekitar 40 km dari kota Medan dengan waktu tempuh lebih kurang 1 jam. Sebagai jalur wisata, kondisi jalan sangat mulus sehingga dapat dilalui oleh berbagai jenis kendaraan bermotor roda dua dan roda empat. (Gambar 1. Alam yang tampak alami merupakan objek wisata yang menarik)
Apabila tidak memiliki kendaraan pribadi, tersedia juga pengangkutan umum, baik jurusan (trayek)Medan - Brastagi maupun Medan Sidikalang.
Untuk dapat lebih menikmati keindahan alam selama perjalanan, banyak pula diantara para wisatawan lokal dan mancanegara yang mengendarai sepeda (bicycle). Walaupun sedikit letih mengayuh sepeda, namun perjalanan dirasakan sangat menyenangkan dan sudah barang tentu lebih bebas, karena dapat berhenti ditempat yang diinginkan guna melepaskan rasa letih (beristirahat).
Perjalanan semakin mengasyikkan, hampir sepanjang yang dilalui penuh kelokan dan tanjakan. Diperkirakan ketinggian lokasi ini mencapai sekitar 550 m dari permukaan laut. Oleh karena itu disarankan, selama perjalanan sebaiknya tidak menghidupkan AC mobil karena alam memberikan udara yang tidak kalah sejuk dan nyaman.
Sepanjang perjalanan akan terlihat pula kios-kios dagangan buah-buahan segar yang merupakan hasil bumi setempat, seperti : rambutan, belimbing, apel, semangka jambu batu, dll. Disamping itu Sibolangit juga terkenal dengan duriannya yang harum dan manis. Sehingga kurang lengkap rasanya perjalanan kalau tidak menikmati durian Sibolangit.
Durian yang didagangkan dipinggir jalan ini dapat dinikmati ditempat ataupun dibawa pulang, tentunya dengan harga yang tidak terlalu mahal.
Sebelum memasuki Sibolangit, terlebih dahulu melewati kawasan wisata permandian Sembahe. Di lokasi ini mengalir air sungai yang jernih dan sejuk. Pada hari-hari libur tempat ini ramai dikunjungi khususnya oleh wisatawan lokal untuk sekedar mandi-mandi dan bersantai ria.
Melanjutkan perjalanan, pada tanjakan yang terjal dan berkelok 180, disebelah kanan ruas jalan akan dijumpai sumber air yang telah diusahakan sejak tahun 1959 dan sekarang dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi. Sumber air ini juga sebagai pemasok kebutuhan air bagi Kota Medan dan sekitarnya. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan hutan Sibolangit yang baik akan memberikan manfaat yang cukup besar khususnya dalam hal pengaturan tata air.
Tidak jauh dari lokasi PDAM Tirtanadi dimaksud, disebelah kiri jalan akan ditemukan papan informasi yang memberikan petunjuk bahwa kita sudah memasuki gerbang kawasan Hutan Sibolangit.

SEJARAH
Bermula pada tahun 1914 atas prakarsa DR. J.C. Koningsberger Direktur Kebun Raya Bogor ketika itu didirikan Kebun Raya (Botanical Garden) Sibolangit oleh Tuan J.A. Lorzing sebagai cabang dari Kebun Raya Bogor. Selanjutnya pada tanggal 10 Maret 1938 dengan Surat Keputusan Z.B. No. 37/PK, Kebun Raya diubah Statusnya menjadi Cagar Alam.
Mengingat Cagar Alam ini kaya akan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan (flora) yang bukan hanya sekedar untuk koleksi, melainkan juga memberikan kontribusi yang sangat pening bagi keperluan ilmu pengetahuan dan pendidikan (sebagai laboratorium alam) serta pengembangan pariwisata (rekreasi), maka pada tahun 1980 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 636/Kpts/Um/9/1980 sebagai Cagar Alam Sibolangit (seluas lebih kurang 24,85 Ha.) dialih fungsikan menjadi kawasan Taman Wisata Sibolangit.
Secara administratif pemerintahan, kawasan Taman Sibolangit ini terletak di Desa Sibolangit Kecamatan Sibolangit Kabupatem Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara.
FLORA DAN FAUNA

(Gambar 2. Sebagai kawasan konservasi yang masih memiliki koleksi jenis yang eksotis)
Flora yang tumbuh di kawasan ini sebagian jenis asli dan sebagian lagi berasal dari luar negeri. Pada umumnya terdiri dari pohon yang besar dengan diameter lebih dari 1 meter, seperti diantaranya jenis sono kembang (Dalbergia latifolia), Angsana (Pterococarpus indicus) dan kelenjar (Samanea saman). Ada juga jenis tanaman palam dan pinang.
Disamping itu terdapat pula tumbuhan yang merambat seperti Philodendron sp. Adanya tumbuhan ini dikarenakan jumlah curah hujan yang cukup tinggi (diperkirakan antara 3000 sampai dengan 4000 mm/tahun).
Sedangkan tanaman bawah atau ground cover yang dipakai sebagai pembatas jalan setapak pada umumnya didominasi jenis Anthurium dari famili Araceae.
Di kawasan Tanaman Wisata Sibolangit juga ditemukan salah satu tumbuhan yang tergolong langka (tumbuh setiap 5 tahun sekali) dan mempunyai daya tarik tersendiri yaitu Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum).
Jenis fauna yang sering dijumpai adalah Kera (Macaca fascicularis) dan Lutung (Presbytis sp) yang senang bermain-main di pohon. Apalagi pada musim buah duku dan durian, frekuensi kunjungannya akan semakin sering. Keberadaan kera dan lutung ini memberikan daya tarik tersendiri karena dapat beratraksi dan mengeluarkan bunyi suara yang amat nyaring.
Selain itu, pada musim yang sama (musim buah) banyak dijumpai jenis-jenis burung seperti : burung Rangkong (Buceros sp), burung Kutilang, Kacer, Srigunting serta jenis hewan lainnya : Bagi Hutan, Kancil Trenggiling dan Kuskus.
WISATA
Obyek wisata yang menjadikan daya tarik di Kawasan ini adalah pemandangan alam yang indah dan tenang disamping aneka koleksi (kebun) botaninya.
Banyak pengunjung yang datang hanya menikmati keindahan, ketenangan dan kesejukan alam Sibolangit sembari melepaskan rasa penat/letih setelah melaksanakan pekerjaan/tugas-tugas rutin sehari-hari. Namun banyak pula pengunjung yang datang disamping untuk menikmati keindahan Taman Wisata Sibolangit juga mempelajari dan meneliti aneka koleksi vegetasi yang ada di kawasan tersebut. Sehingga tidak berlebihan kalau dikatakan kawasan ini memiliki dwi fungsi yaitu sarana rekreasi serta sekaligus pendidikan dan penelitian.
Fasilitas wisata pendukung yang telah tersedia seperti : jalan setapak mengelilingi kawasan, pondok tedung (shelter), guest house dan pusat informasi (Kantor Resort KSDA Sibolangit atau Sub Seksi KSDA Deli Serdang). Bagi yang ingin mempelajari dan meneliti vegetasi yang ada, pada masing-masing pohon telah diberi nama (Daerah, Indonesia dan Ilmiah) yang ditulis pada lempengan kaleng dan ditempelkan di pohon-pohon tersebut. Disamping itu petugas-petugas KSDA setempat sebagai petugas pengelola juga akan memandu para pengunjung yang memerlukan penjelasan tentang kawasan Taman Wisata Sibolangit.

Add caption
  
































  • BANDAR BARU
bandarbaru.jpgBandar Baru, merupakan suatu
kota kecil lebih kurang 47 km dari
Medan ke arah Brastagi, memiliki udara sejuk dan nyaman yang cocok untuk liburan serta berakhir pekan.
Kota kecil ini juga merupakan bumi perkemahan Pramuka yang pada tahun 1977 sebagai tempat pelaksanaan Jambore Internasional Pramuka. 
Di sini juga terdapat Yayasan Gelora Kasih yang merupakan tempat penyandang anak-anak yatim piatu yang dikelola oleh GBKP (Gereja Batak Karo Protestan)

  • PENATAPEN (PEMANDANGAN)
 Penatapen adalah merupakan tempat lintasan jalan
Medan – Brastagi yang dekat dengan perbatasan antara Tanah Karo dengan Deli Serdang. Di tempat ini sering digunakan sebagai tempat pemberhentian sejenak bagi orang yang telah lelah dalam perjalanan sambil menikmati hangatnya jagung rebus dan jagung bakar. Dari sini kita bisa memandang ke arah Bandar Baru dan
Medan, juga bisa melihat air terjun Sikulikap serta jalur pendakian ke gunung Sibayak.


  • LAU DEBUK-DEBUK


Lau Debuk-debuk merupakan sebuah desa yang memiliki sumber air panas dengan kandungan belerang, banyak dikunjungi oleh turis untuk menikmati hangatnya air belerang dalam suasana kesejukan udara pegunungan. Desa ini terletak lebih kurang 10 km dari Bandar Baru menuju Brastagi, di kaki gunung Sibayak yang memiliki ketinggian sekitar 2.100 km dari permukaan laut


  • TAMAN RAYA BUKIT BARISAN 
 Nasional Tongkoh yang diberi nama
Taman
Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan berlokasi kira-kira 6 km sebelum
kota Brastagi, dalam perjalanan dari
Medan.
Taman itu punya kebun binatang dengan pondok-pondok unik dan gajah tunggangan untuk anak-anak. Jalan setapak menuju hutan juga tersedia, untuk pengunjung yang ingin meneliti ataupun sekedar melihat tumbuhan hutan, anggrek-anggrek liar, pakis-pakis besar, berbagai tumbuhan kayu liar berselimut lumut dan jamur, beragam jenis kupu-kupu, burung-burung, kera, dan lainnya. 






  • BUKIT KUBU


Bukit Kubu adalah salah satu hotel yang memiliki arsitektur peninggalan zaman kolonial, mempunyai arena atau lapangan latihan golf, tenis, serta kebun-kebun bunga yang indah. Bukit Kubu sering dikunjungi oleh turis-turis dari Eropa, khususnya wisatawan asal Belanda untuk menikmati akhir pekan mereka dengan mengenang keadaan zaman kolonial lalu.








  • BERASTAGI
Berastagi adalah tujuan wisata utama di Tanah Karo yang terletak di ketinggian sekitar 4.594 kaki dari permukaan laut dan dikelilingi barisan gunung-gunung, memiliki udara yang sejuk dari hamparan perladangan pertaniannya yang indah, luas, hijau, dan Berastagi merupakan daerah tujuan wisata yang memiliki fasilitas lengkap di Tanah Karo, seperti hotel berbintang, restotran, golf dan lain-lain sampai kepada hotel yang tarifnya relatif dapat terjangkau. Berastagi juga dikenal dengan julukan kota “Markisa”. Dari kota “Markisa” Berastagi, para pengunjung akan menikmati pemandangan yang indah ke arah pegunungan yang masih aktif, yaitu gunung Sibayak dan gunung Sinabung.
Selain buah-buahan markisa, Berastagi juga terkenal sebagai penghasil berbagai jenis sayur-sayuran, buah-buahan serta bunga-bunga segar yang siap dirangkai untu acara pesta atau hajatan Di kota Berastagi dilaksanakan beberapa peristiwa pariwisata antara lain “Pesta Buah” atau festival buah dan festival kebudayaan “Pesta Mejuah-juah” yang diadakan setiap tahun. Tanah Karo juga memiliki tradisi yang telah turun temurun dilakukan yaitu “Kerja Tahun” yang diselenggarakan setiap tahun oleh orang-orang Karo yang tinggal di daerah tersebut ataupun yang sudah merantau datang kembali ke perkampungan yang memiliki hubungan keluarga untuk saling berkunjung dan bersilaturahmi.
Pasar buah Berastagi


  • KABANJAHE
Sepanjang perjalanan dari Berastagi menuju Kabanjahe, Sinabung Jaya akan melalui areal pertanian yang subur. Kadang terhampar kebun jeruk yang buahnya bergelantungan siap dipanen, kadang kebun kubis, asparagus, bahkan juga kebun bunga. Sesekali kita akan menjumpai para petani berjalan menuju kebunnya. Yang perempuan mengenakan jujung, kain yang diletakkan di atas kepala dengan bentuk kas. Yang lelaki memikul cangkul dan keranjang bambu.
Setengah jam kemudian sampailah kita di Kabanjahe, ibukota Kabupaten Tanah Karo.. Kabanjahe tidaklah sedingin Berastagi. Di sini terdapat Makam Pahlawan, lalu kedai kopi susu yang sangat nikmat. Ada juga pasar kecil yang menjual kerajinan uis gara –semacam ulos bagi orang Karo—yang harganya bisa ditawar. Penghuni kota ini sangat ramah dan halus gaya bicaranya. Serupa orang Solo atau Jogja kalau di Jawa.



DESA LINGGA
Desa Lingga terletak di ketinggian sekitar 1.200 m dari permukaan laut, lebih kurang 15 km dari Berastagi. Lingga merupakan perkampungan Batak Karo yang unik, memiliki rumah-rumah adat yang diperkirakan berumur 250 tahun, tetapi kondisinya masih kokoh. Rumah tersebut dihuni oleh 5-6 keluarga yang masih memiliki hubungan kekerabatan. Rumah adat Karo ini tidak memiliki ruangan yang dipisahkan oleh pembatas berupa dinding kayu atau lainnya.
















  • SIPISO-PISO
Sipiso-piso terletak lebih kurang 24 km ke utara Kabanjahe menuju ke arah Danau Toba, merupakan air terjun yang terkenal dengan ketinggian lebih kurang 360 kaki sebelum mengalir ke Danau Toba. Daerah ini memiliki pemandangan yang indah seperti daerah Tao Silalahi yang berada di dekatnya dan terletak di bagian utara Danau Toba.






















  • LAU KAWAR
          Ada sebuah legenda yang dihubungkan dengan danau ini. Legenda tentang Desa Kawar. Konon desa ini tanahnya subur, penduduknya pun hidup makmur, karena hasil panen berlebih. Suatu hari diadakan pesta menyambut panen. Seluruh penduduk diundang untuk mengikuti jamuan makan, musik, dan tarian. Namun ada seorang nenek yang tak bisa hadir karena dia lumpuh. Sendiri dia terbaring di ranjangnya. Ketika orang sedang berpesta, makan makanan enak sepuasnya, nenek itu justru kelaparan di rumahnya. Anak dan menantunya lupa siapkan makanan buat sang ibu. Baru sore menjelang ketika cucunya datang membawa makanan yang dititipkan ibunya untuk si nenek. Betapa kecewa hati nenek itu saat tahu bahwa makanan yang dibawa cucunya adalah sisa-sisa makanan. Rupanya si cucu telah memakan sebagian nasi tersebut. Nenek itu lalu menangis dan berdoa agar orang di desa dikutuk Tuhan. Tak berapa lama turun hujan lebat. Desa Kawar pun tenggelam, menjelma jadi Danau Lau Kawar.
Di hari biasa Lau Kawar amat sunyi. Bentangan airnya berlekuk dan memantulkan biru laut dan hijau pepohonan lebat di seberang danau. Danau ini luasnya sekitar 200 ha, berada di Desa Kuta Gugung, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Danau ini adalah satu dari dua danau di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL). Danau satunya adalah Danau Marpunge.
Danau ini merupakan salah satu pos pendakian favorit menuju Gunung Sinabung. Butuh waktu sekitar 6 jam untuk menggapai puncak Sinabung. Kalau kita hanya punya waktu pendek, cukup mendaki Deleng Lancuk, puncak bukit terdekat. Mendaki Deleng Lancuk, puncak bukit terdekat. Mendaki Deleng Lancuk, puncak bukit terdekat.




















Tidak ada komentar:

Posting Komentar